Sabtu, 31 Desember 2011

makalah tafsir

Macam Tafsir dan Metode

Makalah
Disusun guna memenuhi tugas akhir semester
Mata kuliah   :Ulumul Qur'an








Disusun Oleh             :


MILA JAYANTRI               101211068



FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011



I.       PENDAHULUAN
Dalam bahasa arab kata tarsir berasal dari akar kata “al-fasr” kemudian diubah menjadi bentuk taf’il yaitu menjadi “al-tafsir” yang penjelasan atau keterangan.[1] Dalam kamus “Lisanul Arab” Ibnu Mansur menjelaskan bahwa kata “al-fasr” berarti menyikap sesuatu yang tertutup, sedangkan kata “at-tafsir” berarti menyingkapkan sesuatu maksud lafad musykil dan pelik.
Sebagian ulama berpendapat bahwa kata tafsir (furasa) adalah kata kerja yang terbalik dari kata “safara” yang juga berarti menyingkapkan. Pembentukan kata dari al-fasr menjadi betuk taf’il yakni “al-tafsir” adalah untuk menunjukan arti kata tafsir (banyak, sering berbuat).


II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Macam tafsir berdasarkan metodenya
B.     Ilmu bantu tafsir
C.     Perkembangan tafsir al-Qur’an

III. PEMBAHASAN
A.    Macam Tafsir Berdasarkan Metodenya
Menurut Abdul Djalal, adanya pembagian metodologi penafsiran menjadi empat, pembagian metodologi tafsir masing-masing harus berada dalam masa pratinjau tertentu dan bukan hanya ditinjau dari segi cara penafsirannya.
Dengan demikian maka metode tafsir dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu sebagai berikut :
1.   Sumber Penafsiran.
Ditinjau dari segi sumber penafsirannya, metode tafsir Al-Qur’an ada tiga yakni Tafsir bil Ma’tsur yaitu tafsir Al-Qur’an yang dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an di dasarkan atas sumber penafsiran dari Al-Qur’an dari riwayat para sahabat dan dari riwayat para Tabi’in. Tafsir bil Ra’yi yaitu tafsir Al-Qur’an yang didasarkan atas sumber ijtihad dan pemikiran mufassir terhadap tututan kaidah bahasa arab dan kesusastraannya, teori ilmu pengetahuan. Tafsir bil Izdiwaji ( campuran) disebut juga dengan metode campuran antara tafsir bil ma’tsur dan tafsir bil ra’yi yaitu menafsirkan Al-Qur’an yang didasarkan atas perpaduan antara sumber tafsir riwayat yang kuat dan shahih, dengan sumber hasil ijtihad akan pikiran yang sehat.
2.   Cara Penjelasannya
Dari segi penjelasannya terhadap tafsiran ayat-ayat Al-Qur’an maka metode penafsiran Al-Qur’an ada 2 macam, yaitu :
Ø  Metode Tafsir Bayani
Metode tafsir bayani yaitu tafsir Al-Qur’an yang dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an hanya memberikan keterangan secara diskriptif tanpa membandingkan riwayat, pendapat yang satu dengan yang lainnya.
Ø  Metode Tafsir Maqani
Metode tafsir maqani yaitu tafsir Al-Qur’an yang dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan cara membandingkan ayat, riwayat atau pendapat yang satu dengan yang lainnya,untuk dicari persamaan dan perbedaannya secara factor-faktor yang mempengaruhinya.
3.   Keluasaan Penjelasannya Tafsir
Dari segi keluasaan penjelasannya, tafsir Al-Qur’an dapat dibagi menjadi dua yaitu
·         Metode Tafsir Ijmali
Tafsir ijmali yaitu tafsir Al-Qur’an yang dalam menafsirkan ayat –ayat Al-Qur’an hanya dijelaskan secara global saja,tidak secara mendalam atau panjang lebar dan mudah dipahami oleh orang awam.
·         Metode Tafsir Itrabi
Tafsir itrbi yaitu kitab tafsir Al-Qur’an yang dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dilakukan secara detail dan terperinci serta uraian yang panjang lebar sehingga menjadi jelas dan terang.
4.   Susunan dan Tata tertib Ayat
Tafsir Al-Qur’an jika ditinjau dari segi susunan dan tertib ayat yang ditafsirkan, maka metode tafsir Al-Qur’an dapat dibgi menjadi dua, yaitu  
a.       Metode Tafsir Tahlili
Metode tahlili yaitu metode tafsir Al-Qur’anyang dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang dilkukan secara urut dan tertib ayat dan surat sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf, yakni dimulai dari surat Al-Fatihah, Al-Baqarah, Al-Imran dan seterusnya hingga surat An-Nas.
b.      Metode Tafsir Maudu’i
Metode Maudu’I yaitu metode tafsir Al-Qur’an yang dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dilakukan dengan cara mengumpulkan ayat-ayat berbicara tentang satu topik permasalahan tertentu. Kemudian ayat-ayat tersebut diurutkan sedemikian rupa baru selanjutnya ditafsirkan darberbagai segi secara terpadu.
B.     Ilmu Bantu Tafsir
1.      Lughah Arabiyah
Dengan lughah arabiyah akan diketahui penjelasan kata-kata tunggal dan petunjuknya.
2.      Ilmu Nahwu
Ilmu ini mempunyai peranan yang penting orang yang hafal dan juga hafal wajah-wajah bacaan,akan tergelincir didalam kehancuran apabila ia tidak menguasai ilmu nahwu. Karena perbedaan I’rab akan membawa kepada perbedaan dan perubahan makna.
3.      Ilmu Tasrif
Ilmu ini untuk mngetahui bangun dan bentuk kata. Ibnu Faris berkata : “barang siapa yang tidak memiliki ilmu tashrif,maka ia tidak memiliki ilmu yang agung”.
4.      Ilmu Istytiqaq
Ilmu ini untuk mngetahui asal dari kata. Sebab isim (kata benda) apabila istytiqaqnya dari dua asal yang berlainan, makamaknanyapun berlainan.
5.      Ilmu Ma’ani.
Ilmu ma’ani yaitu ilmu untuk mngetahui cirri khas susunan kalam didalam memberi faedah terhadap makna.
6.      Ilmu Bayan
Ilmu bayan yaitu ilmu untuk mengetahui perbedaan susunan kalam dari segi jelas dan samarnya dilalah akibat perbedaan tersebut.
7.      Ilmu Badi’
Ilmu badi’ yaitu ilmu yang untuk memperindah kalam.
8.      Ilmu Qira’ah
Ilmu ini untuk mengetahui bagaimana kita mengucapkan kalimat-kalimat Al-Qur’an dan agar dapat mentarjihkan satu wajah dari beberapa wajah yang muhtamil.
9.      Ilmu Ushuludin
Apabila memiliki ilmu ushuludin, maka akan tahu dan sanggup menta’wilkan ayat-ayat yang lahirnya bertentangan dengan sifat-sifat kesempurnaan Allah dan akan sanggup beristidlal terhadap apa-apa yang muhal, yang wajib dan yang jaiz (wenang) bagi Allah.
10.  Ilmu Ushul Fiqih
Ilmu ushul fiqih yaitu ilmu untuk mengetahui metode istidlal dan istibath hokum.
11.  Ilmu Asbabun Nuzul dan kisah-kisah
Dengan ilmu ini mufassir akan sanggup mengetahui makna ayat yang diturunkan melalui peristiwa yang diturunkan.
12.  Ilmu Nasikh Mansukh
Dengan ilmu ini maka akan tahu pendapat jumhur yang menyatakan adanya nasikh mansukh dalam Al-Qur’an dan akan mengetahui sebgian ulama yang tidak setuju terhadap nasikh mansukh dan alasan-alasannya seta cara mentaufiqkan ayat-ayat yang lahirnya tmpak berlawanan.
13.  Ilmu Fiqih
14.  Hadits
Hadits adalah hadits untuk menafsirkan yang mujmal dan menentukan yang mubham.
15.  Ilmu Mauhibah suatu ilmu yang diwariskan Allah SWT. Kepada orang yang mengamalkan ilmunya.
C.    Perkembangan Tafsir Al-Qur’an
1.      Tafsir pada masa Rasulullah
2.      Tafsir pada masa sahabat
3.      Tafsir pada masa Tabi’in
4.      Tafsir pada abad II dan III H
5.      Tafsir pada abad IV-XI H
6.      Ahli-ahli tafsir pada abad IV-XI H
7.      Tafsir pada abad XII sampai sekarang

IV.          SIMPULAN
 metode tafsir dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu sebagai berikut :
1.      Sumber Penafsiran.
2.      Cara Penjelasannya
Dari segi penjelasannya terhadap tafsiran ayat-ayat Al-Qur’an maka metode penafsiran Al-Qur’an ada 2 macam, yaitu :
Ø  Metode Tafsir Bayani
Ø  Metode Tafsir Maqani
3.    Keluasaan Penjelasannya Tafsir
·         Metode Tafsir Ijmali .
·         Metode Tafsir Itrabi
4.Susunan dan Tata tertib Ayat
*          Metode Tafsir Tahlili.
*          Metode Tafsir Maudu’i
5.      IlMu Bantu Tafsir
ü  Lughah Arabiyah
ü  Ilmu Nahwu
ü  Ilmu Tasrif
ü  Ilmu Istytiqaq
ü  Ilmu Ma’ani.
ü  Ilmu Bayan
ü  Ilmu Badi’
ü  Ilmu Qira’ah
ü  Ilmu UshuludinIlmu Ushul Fiqih
ü  Ilmu Asbabun Nuzul dan kisah-kisah
ü  Ilmu Nasikh Mansukh
ü  Ilmu Fiqih
ü  Hadits
ü  Ilmu Mauhibah
6.      Perkembangan Tafsir Al-Qur’an
a.       Tafsir pada masa Rasulullah
b.      Tafsir pada masa sahabat
c.       Tafsir pada masa Tabi’in
d.      Tafsir pada abad II dan III H
e.       Tafsir pada abad IV-XI H
f.       Ahli-ahli tafsir pada abad IV-XI H
g.      Tafsir pada abad XII sampai sekarang

V.                       PENUTUP
Makalah ini kami susun semoga bemanfaat.Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini.Kritik dan saran dari anda semua sangat diperlukan guna pembenahan makalah ini.



[1] Drs. H. Ahmad Syadali M.A. Drs. H. Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, (Bandung : CV. Pustaka Setia 1997),  hlm 51

Tidak ada komentar:

Posting Komentar